MAKALAH ETIKA BISNIS
Bisnis & Etika
Kelompok 3
Annis Nur Hayati {
10210904 }
Liza Indriyani {
14210058 }
Nur Rahmi Mardiyah { 15210144 }
Ririn
Wulandari { 16210019 }
Siti
Widiyanti {
16210625 }
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Pengertian
Etika
Etika
berasal dari kata Yunani Kuno: “ethikos“, berarti “timbul dari
kebiasaan”. Etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup
analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung
jawab.
1.2
Pengertian
Bisnis
Dalam
ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa
kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis
kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy
yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat.
Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan
keuntungan.
1.3
Pengertian
Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga
masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma
dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan
sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika,
yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan
mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan
termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan
pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan
sikap yang profesional.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Mitos Bisnis
dan Etika
2.1.1
Mitos Bisnis
Amoral
v Mengungkapkan suatu keyakinan bahwa antara bisnis dan
moralitas atau etika tidak ada hubungan sama sekali.
v Etika justru bertentangan dengan bisnis dan akan
membuat pelaku bisnis kalah dalam persaingan bisnis yang ketat.
v Orang bisnis tidak perlu memperhatikan
imbauan-imbauan, norma-norma dan nilai moral.
2.1.2
Argumen
v Bisnis adalah suatu persaingan, sehingga pelaku bisnis
harus berusaha dengan segala cara dan upaya untuk bisa menang.
v Aturan yang dipakai dalam permainan penuh persaingan,
berbeda dari aturan yang dikenal dalam
kehidupan sosial sehingga tidak bisa dinilai dengan aturan moral dan social.
v Orang bisnis yang mau mematuhi aturan moral atau
etika akan berada pada posisi yang tidak
menguntungkan
2.1.3
Mitos bisnis
amoral tidak sepenuhnya benar
v Beberapa perusahaan ternyata bisa berhasil karena memegang teguh kode etis dan komitmen
moral tertentu.
v Bisnis adalah bagian aktivitas yang penting dari
masyarakat, sehingga norma atau nilai yang dianggap baik dan berlaku di
masyarakat ikut dibawa serta dalam kegiatan bisnis.
v Harus dibedakan antara legalitas dan moralitas
Etika harus
dibedakan dari ilmu empiris. Etika tidak mendasarkan norma atau prinsipnya pada
kenyataan faktual yang terus berulang. Menurut Hume :dari kenyataan yang ada tidak bisa
ditarik sebuah perintah normatif, contoh : sogok, suap, kolusi, monopoli,
nepotisme.
Berbagai aksi protes yang
mengecam berbagai pelanggaran dalam kegiatan bisnis menunjukkan bahwa bisnis
harus dijalankan secara baik dan tetap mengindahkan norma-norma moral.
2.2
Keutamaan Etika
bisnis
1. Dalam bisnis modern, para pelaku bisnis dituntut untuk
menjadi orang-orang profesional di bidangnya.
2. Perusahaan yang unggul bukan hanya memiliki kinerja
dalam bisnis,manajerial dan finansial yang baik akan tetapi juga kinerja etis
dan etos bisnis yang baik.
3. Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat,maka
konsumen benar-benar raja. Kepercayaan konsumen dijaga dengan memperlihatkan
citra bisnis yang baik dan etis
4. Dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah
yang menjamin kepentingan dan hak bagi semua pihak, maka perusahaan harus
menjalankan bisnisnya dengan baik dan etis
5. Perusahaan modern sangat menyadari bahwa karyawan
bukanlah tenaga yang harus dieksploitasi demi mendapat keuntungan
Kenneth
Blanchard dan Norman Vincent Peale: “perlakuan yang baik terhadap karyawan
telah menaikkan keuntungan perusahaan sebesar 20% atau telah menurunkan harga
produk perusahaan tersebut sebesar 20%
2.3
Sasaran dan
Lingkup Etika Bisnis
1. Etika bisnis bertujuan untuk menghimbau pelaku bisnis
agar menjalankan bisnisnya secara baik dan etis.
2. Untuk menyadarkan masyarakat khususnya konsumen, buruh
atau karyawan dan masyarakat luas akan hak dan kepentingan mereka yang tidak
boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapapun juga.
3. Etika bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi
yang sangat menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis.
2.4
Prinsip-prinsip
Etika Bisnis
1. Prinsip otonomi
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk
dilakukan. Orang yang otonom adalah orang yang bebas mengambil keputusan
dan tindakan serta bertanggung jawab
atas keputusan dan tindakannya tersebut.
2. Prinsip Kejujuran
v Kejujuran dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan
kontrak
v Kejujuran dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu
dan harga sebanding
v Kejujuran dalam hubungan kerja intern dalam suatu
perusahaan
3. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama
sesuai dengan aturan yang adil dan
sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggung jawabkan.
4. Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga
menguntungkan semua pihak. Dalam bisnis yang kompetitif, prinsip ini menuntut
agar persaingan bisnis haruslah melahirkan suatu win-win solution.
5. Prinsip Integritas Moral
Prinsip
ini dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan
agar dia menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik
perusahaan.
2.5
Etos Bisnis
Etos bisnis
adalah suatu kebiasaan atau budaya moral menyangkut kegiatan bisnis yang dianut
dalam suatu perusahaan dari satu generasi ke generasi yang lain.
Inti etos ini adalah
pembudayaan atau pembiasaan penghayatan akan nilai, norma, atau prinsip moral
tertentu yang dianggap sebagai inti kekuatan dari suatu perusahaan yang juga
membedakannya dari perusahaan yang lain.
Etos bisnis dibangun
atas dasar visi atau filsafat bisnis
pendiri perusahaan sebagai penghayatan tentang bisnis yang baik
2.6
Relativitas
Moral dalam Bisnis
Dalam
bisnis global yang tidak mengenal batas negara, etika masyarakat mana yang
harus diikuti?
Tiga
pandangan umum yang dianut :
1) Norma etis berbeda antara satu tempat dengan tempat
yang lain.
‘’Kalau di Roma, bertindaklah sebagaimana dilakukan orang roma’’( kubu
komunitarian ). Artinya
perusahaan harus mengikuti norma dan aturan moral yang berlaku di negara itu.
2) Norma sendirilah yang paling benar dan tepat
“Bertindaklah di mana saja sesuai dengan prinsip yang dianut dan berlaku
di negaramu sendiri”. Pandangan ini mewakili kubu moralisme universal,
bahwa pada dasarnya norma dan nilai
moral berlaku universal (prinsip yang dianut sendiri juga berlaku di negara
lain).
3) Tidak ada norma moral yang perlu diikuti sama sekali
(De George menyebutnya sebagai
dengan”immoralis naif”)
Pandangan
ini sama sekali tidak benar
v Pendekatan stakeholder ialah cara mengamati dan menjelaskan secara analitis
bagaimana berbagai unsur akan
dipengaruhi dan juga mempengaruhi keputusan dan tindakan bisnis.
v Memetakan hubungan-hubungan yang terjalin.
v Pendekatan Stakeholder
dalam kegiatan bisnis pada umumnya
untuk memperlihatkan siapa saja yang mempunyai kepentingan, terkait, dan
terlibat dalam bisnis itu.
v ”Bisnis harus dijalankan sedemikian rupa agar hak dan
kepentingan semua pihak terkait yang berkepentingan (stakeholders) dengan suatu
kegiatan bisnis harus bisa dijamin, diperhatikan dan dihargai” (disebut tujuan
imperatif).
v Bermuara pada prinsip minimal : menuntut agar bisnis
apapun perlu dijalankan secara baik dan etis demi menjamin kepentingan
stakeholder.
2.7 Kelompok Stakeholders:
a.
Kelompok
primer
Pemilik modal atau saham, kreditor, karyawan, pemasok, konsumen,
penyalur dan pesaing atau rekanan. Perusahaan harus menjalin relasi bisnis yang
baik dan etis dengan kelompok ini.
b.
Kelompok
sekunder
Pemerintah
setempat, pemerintah asing, kelompok sosial, media massa, kelompok pendukung,
masyarakat
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Ketatnya
persaingan bisnis menyebabkan beberapa pelaku bisnisnya kurang memperhatikan
etika dalam bisnis. Etika bisnis mempengaruhi tingkat kepercayaan atau trust
dari masing-masing elemen dalam lingkaran bisnis. Pemasok (supplier),
perusahaan, dan konsumen, adalah elemen yang saling mempengaruhi. Masing-masing
elemen tersebut harus menjaga etika, sehingga kepercayaan yang menjadi prinsip
kerja dapat terjaga dengan baik.
3.2
Saran-saran
Memposisikan
karyawan, konsumen, pemasok, pemodal dan masyarakat umum secara etis dan jujur
adalah satu-satunya cara supaya dapat bertahan di dalam dunia bisnis saat ini .
Saling menjaga kepercayaan dalam kerjasama akan berpengaruh besar terhadap
reputasi perusahaan baik dalam lingkup mikro maupun makro.
Daftar Pustaka
http://antilicious.wordpress.com/2011/11/24/makalah-etika-bisnis/
Bisnis
dan Etika – Bab II PowerPoint